Golput, siapa takut? or Don't be afraid to give a vote
Title: Golput, siapa takut? or Don't be afraid to give a vote
Category: /Law & Government/Civil Rights
Details: Words: 1368 | Pages: 5 (approximately 235 words/page)
Golput, siapa takut? or Don't be afraid to give a vote
Category: /Law & Government/Civil Rights
Details: Words: 1368 | Pages: 5 (approximately 235 words/page)
MENGAPA takut golput? Seakan kita baru saja mengalami mutasi menjadi insan-insan politik modern yang peduli dan mampu membedakan mana praktik-praktik politik rasional yang memperjuangkan kepentingan masyarakat luas dan mana praktik- praktik politik irasional yang hanya memperjuangkan kepentingan-kepentingan pribadi dan kepentingan-kepentingan kelompok yang sempit ketika di dalam kenyataan kita masih "panggah" menjadi insan-insan politik" seperti yang dulu": primitif dan tidak memiliki wawasan kebangsaan yang kuat?
Mengapa mengira suara golongan putih (golput) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 akan
showed first 75 words of 1368 total
You are viewing only a small portion of the paper.
Please login or register to access the full copy.
Please login or register to access the full copy.
showed last 75 words of 1368 total
pilihan untuknya sebagai calon presiden dan menyerahkannya kepada calon presiden yang lain? Jawabnya, menurut kalkulasi saya tidak akan mereka lakukan. Karena keputusan yang demikian akan menuntut terlalu banyak pertimbangan dan perhitungan. Alasannya sangat sederhana: memberikan kursi presiden kepada calon presiden yang lain hanya akan merupakan ancaman bagi eksistensi ideologi dan kepentingan politik mereka. Alasan yang sama berlaku pula bagi para konstituen Amien Rais dan calon- calon presiden yang lain
Jadi, mengapa harus takut kepada golput?